KONSEP
PRODUKSI
Proses
produksi dan biaya produksi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Keduanya saling terikat dan saling mempengaruhi. Ketika menjalankan proses
produksi tentu ada faktor-faktor pendukung yang dibutuhkan dan semuanya itu
bisa tersedia apabila dibeli dan hal tersebut membutuhkan biaya.
1.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya
produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses
manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap
dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal
pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Biaya
ini nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir
periode akuntansi. Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk
dipasarkan disebut biaya produksi.
Pengeluaran
perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti
dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap
pasti akan dikeluarkan selama kegiatan produksi barang masih terus berlangsung.
Karakteristik
biaya produksi mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran
operasional. Biaya operasional biasa dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara pengeluaran produksi untuk
mengelola barang siap jual.
2. Unsur Biaya Produksi
2.1 Biaya Bahan Baku
Unsur pertama yang harus masuk dalam productions cost adalah biaya bahan baku. Biaya ini digunakan untuk memperoleh bahan utama yang akan digunakan untuk mengolah produk. Perolehan biaya bahan baku ini didapatkan dari pembelian maupun pengolahan material utama.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan biaya bahan baku perusahaan. Komponen pertama yang ada dalam raw material cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian. Perusahaan bisa membeli bahan baku ini baik secara debit, kredit, maupun mengimpor dari supplier luar.
Komponen biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan baku adalah pengeluaran keperluan pergudangan. Bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan perlu disalurkan ke gudang untuk direncanakan material manakah yang akan diolah terlebih dahulu.
Biaya bahan baku juga memperhitungkan pengeluaran perolehan lainnya, termasuk pada saat proses pengiriman. Pengeluaran produksi ini timbul karena adanya perhitungan harga pokok bahan baku yang dibeli oleh perusahaan.
Unsur biaya yang pasti diperhitungkan dalam perolehan bahan baku antara lain adalah harga beli, biaya pengiriman, dan biaya pergudangan hingga siap untuk diolah. Sementara biaya penerimaan pembongkaran, dan pemesanan seringkali tidak dicantumkan, karena sulit diperhitungkan.
Pencatatan pembelian bahan baku biasanya akan disesuaikan dengan nominal yang ada dalam faktur. Dokumen transaksi tersebut akan memuat informasi mengenai harga pokok pembelian, beban angkut, serta PPN.
2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk membayar gaji karyawan bagian produksi. Tenaga kerja langsung merupakan karyawan perusahaan yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Gaji karyawan produksi ini akan diperhitungkan mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk jadi. Salah satu contoh gaji karyawan yang bisa dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung adalah upah pegawai operator mesin.
Komponen biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan manufaktur profesional tidak hanya mencakup gaji pokok karyawan saja. Biaya lain seperti tunjangan dan asuransi karyawan juga diikutsertakan dalam perhitungan direct labour cost.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung ini bisa dilakukan dengan perencanaan kebutuhan pegawai terlebih dahulu. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan upah pokok yang akan diterima oleh tenaga kerja langsung sesuai dengan pembagian tugasnya.
Perusahaan juga perlu melakukan pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja langsung agar gaji bisa disalurkan dengan baik sesuai dengan kualitas pekerjaan. Biaya tenaga kerja langsung ini akan diperhitungkan dalam biaya produksi per unit.
2.3 Biaya Overhead Pabrik
Pengeluaran lain yang berkaitan dengan proses produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut dengan biaya overhead pabrik. Biaya overhead ini seringkali timbul akibat adanya biaya bahan tambahan, proses pengawasan produksi, serta pajak.
Biaya overhead pabrik nantinya akan diperhitungkan dalam laporan laba rugi setelah periode akuntansi sudah berakhir. Unsur biaya ini mempunyai peranan penting untuk memaksimalkan proses produksi.
Pembayaran upah tenaga kerja terkait produksi yang tidak bisa dibebankan kepada output produk akan dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik. Ada pula biaya pemeliharaan mesin maupun sewa pabrik yang nantinya juga akan menambah overhead cost.
Overhead pabrik juga bisa dimasukkan ke dalam biaya variabel yang bisa berubah sesuai dengan. volume produksi. Contoh biaya overhead pabrik yang mengikuti volume produksi adalah pembelian perlengkapan pabrik dan pembayaran listrik pabrik.
3. Jenis-jenis Biaya Produksi
Penggolongan
biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa mengetahui
jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang.
Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan
perhitungan harga pokok nantinya.
3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya
variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan,
meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis
biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara
tepat.
Unsur
biaya tetap mempunyai jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap
proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun
proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.
Perusahan
bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya yang
sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau
pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses
produksi masih tetap berjalan.
3.2 Biaya Variabel
(Variabel Cost)
Jenis
pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang besarnya
bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya
variabel juga akan mengalami peningkatan.
Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah pembelian bahan baku.
Pengeluaran
untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target output selama
proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan selama
proses produksi tersebut mengalami perubahan.
Saat
proses produksi terhenti, berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan manufaktur adalah nol. Variable cost merupakan komponen biaya
produksi yang penting untuk menentukan harga barang saat pemasaran berlangsung,
dalam hitungan per unit.
3.3 Biaya Rata-Rata
(Average Cost)
Average
cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total
pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh
perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya.
Biaya
produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini.
Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari
biaya rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap
saat mengambil keputusan produksi.
Dari
hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya manakah yang
lebih tinggi antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai
patokan perusahaan untuk menentukan laba yang ideal.
3.4 Biaya Marginal (Marginal Cost)
Biaya
marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan
oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui jumlah
output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan menambahkan
biaya marginal.
Perhitungan
biaya marginal dilakukan dengan menambahkan variabel cost pada saat proses
produksi. Perusahaan juga bisa mengaitkan fixed cost dengan biaya marginal saat
akan memproduksi output tambahan.
Fungsi
dari biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan kegiatan
operasional secara menyeluruh. Hal ini akan membuat perusahaan bisa mencapai
nilai keuntungan maksimal produk secara lebih efisien.
Marginal
cost baru bisa dihitung setelah biaya tetap dan variabel sudah diketahui oleh
perusahaan. Perhitungan marginal cost dilakukan dengan cara membagi peningkatan
biaya dan perubahan kuantitas target produksi.
3.5 Biaya
Total (Total Cost)
Jenis
pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari
penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi
mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi.
Biaya
total ini baru bisa diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki output
berupa barang jadi yang siap untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus
dilakukan setiap periode produksi terselesaikan agar bisa segera dilaporkan.
Total
cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran perusahaan
selama proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus
ikut diperhitungkan dalam total cost ini.
4. Contoh Biaya Produksi
Biaya
produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam suatu bisnis pada
perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan dibahas kali ini adalah pada
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan dimana hasil outputnya
adalah mie.
Dalam
hal ini Perusahaan Makanan Sehat memproduksi mie kuning yang siap masak dengan
output barang jadi sebesar 4.000 pack selama satu bulan. Berikut adalah rincian
biaya produksi mie kuning tersebut selama satu bulan.
Total
biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 4.000 pak mie kuning adalah
Rp18.000.000,00. Dari total pengeluaran tersebut dapat ditentukan biaya produksi
per unit dengan cara membagi total biayanya ke total jumlah produk.
Perhitungannya adalah Rp18.000.000,00 : 4.000 = Rp4.500,00.
Selanjutnya,
perusahaan bisa menetapkan harga jual dengan cara memperhitungkan biaya
produksi per unit ditambah dengan persentase keuntungan.
Pada
produk mie kuning ini, persentase keuntungan yang digunakan adalah 40% dari
biaya produksi. Jadi, perhitungan harga jual per unitnya adalah Rp4500,00 + (40%
x Rp4500,00) = Rp6.300,00
Perusahaan
akan bisa menentukan harga jual dengan lebih tepat dengan mengetahui total
biaya produksi. Di samping itu, informasi biaya ini juga berguna bagi
perusahaan untuk meminimalisir potensi resiko selama proses produksi
berlangsung.
Perhitungan
production cost nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui nilai
dari harga pokok produksi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam
memperhitungkan biaya produksi ini.
Contoh 1:
Setelah
diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya
produksi. Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya
produksi tersebut.
BB= saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku –
saldo akhir bahan
BB= Rp30.000.000,00 + (Rp50.000.000,00+Rp5.000.000,00) – Rp30.000.000,00
BB= Rp55.000.000,00
Tahap 2 :
Biaya Produksi (TC) :
TC= bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
TC= Rp55.000.000,00 + Rp30.000.000,00 + Rp5.000.000,00
TC= Rp90.000.000,00
Biaya produksi per unit (AC) :
AC = biaya
produksi : total unit
AC = Rp90.000.000,00 : 5.000
AC = Rp18.000,00
Tahap 3 :
Harga Pokok Produksi (HPPr):
HPPr = total biaya produksi + saldo
awal persediaan – saldo akhir
HPPr = Rp90.000.000,00 + Rp40.000.000,00 – Rp5.000.000,00
HPPr = Rp125.000.000,00
Tahap 4
Harga Pokok Penjualan (HPP):
HPP = Harga pokok produksi +
persediaan barang awal – persediaan akhir
HPP = Rp90.000.000,00 + Rp80.000.000,00 – Rp30.000.000,00
HPP = Rp140.000.000,00
contoh 2:
a. Biaya Total (TC)
Budi
mempunyai usaha gerabah. Budi mengeluarkan biaya Rp15.000.000,00 untuk membayar
pegawai dan sewa tempat usaha. Budi mengeluarkan biaya Rp25.000,00 untuk
keperluan bahan baku setiap gerabah yang diproduksi. Berpakah biaya total yang
dikeluarkan budi untuk memproduksi 500 gerabah?
Pembahasan
Diketahui :
TFC =
Rp15.000.000,00
VC =
Rp25.000,00
Q =
500
TVC =
VC X Q
=
Rp25.000,00 X 500
=
Rp12.500.000,00
Ditanya TC?
Jawaban
TC =
TFC + TVC
= Rp15.000.000,00
+ Rp12.500.000,00
=
Rp27.500.000,00
b.
Biaya Rata-Rata (Average Cost=AC)
Dari contoh di atas maka biaya rata rata dapat dicari dengan rumus:
AC =
Rp55.000,00
c. Biaya
Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost – AFC)
Dari contoh di atas Biaya
tetap rata-rata dapat dihitung :
AFC = Rp30.000,00
d. Biaya
Variabel rata-rata (Average Variabel Cost = AVC)
Dari contoh di atas dengan
biaya variable Rp25.000,00 dan Biaya Variabel rata-rata dapat dihitung :
AVC = Rp25.000,00
e. Biaya
Marginal (Marginal Cost = MC)
Biaya marginal (Marginal Cost)
adalah kenaikan biaya total yang disebabkan tambahan satu unit outpot. Secara matematis
dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
MC = Biaya marginal
TC = Total biaya
Q = Quantitas (jumlah produk)
𝞓 = Perubahan
Contoh soal:
Budi ingin
menaikan kapasitas produksi usaha gerabahnya dari 500 unit menjadi 700 unit. Biaya
total yang dikeluarkan naik dari Rp27.500.000,00 menjadi Rp41.000.000,00. Berapa
biaya marginal untuk memproduksi gerabah 700 unit?
Jawab :
Diketahui
Q1 = 500
Q2 = 700
𝞓Q = Q2 – Q1
= 700 – 500 = 200
TC1 = Rp27.500.000,00
TC2 = Rp41.000.000,00
𝞓TC = TC2 - TC1
= Rp41.000.000,00
- Rp27.500.000,00 = Rp13.500.000,00
Ditanya
MC?
MC = 67.500
Jadi biaya marginalnya
sebesar Rp67.000.00
SUMBER :
https://www.gramedia.com/literasi/biaya-produksi/
LATIHAN SOAL :
1. Suatu usaha memproduksi 8
unit barang. Biaya variable rata-rata Rp150.000,00. Sedangkan biaya
rata-ratanya Rp250.000,00. Hitunglah biaya tetap total dan biaya tetap rata-rata apabila pabrik
tersebut memproduksi 16 unit barang!
ü Persediaan bahan baku Rp20.000.000,00
ü Bahan baku setengah jadi Rp30.000.000,00
ü Barang jadi siap dijual Rp90.000.000,00
ü Pembelian persediaan bahan baku Rp70.000.000,00
ü Biaya pengiriman Rp5.000.000,00
ü Biaya pemeliharaan mesin Rp5.000.000,00
ü Gaji tenaga kerja langsung Rp40.000.000,00
ü Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan
setengah jadi Rp30.000.000,00
ü Sisa bahan setengah jadi Rp6.000.000,00
ü Roti yang siap dijual Rp40.000.000,00
ü Out produk / roti 5000 pack
Hitunglah :
a. Total
biaya tetap
b. Rata-rata biaya tetap
c. total biaya variable
d. Biaya bahan baku yang dipakai
e. biaya produksi
f.
biaya
rata-rata
g. harga pokok produksi
h. harga poko penjualan
Kerjakan di buku tulis ekonomi, foto hasil pekerjaan jawab pertanyaan soal dan kirim foto tersebut ke link berikut Kirim tugas Konsep Produksi
terimakasih buu
BalasHapussangat membantu
BalasHapusnggeh bu
BalasHapusiya bu
BalasHapuspermisi bu saya izin bertanya saya kesulitan dan kurang paham pada bagian menghitungnya
BalasHapus