PENDAPATAN PERKAPITA DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL
Pengertian,
Fungsi, Komponen, dan Cara Menghitungnya
Ketika
kita menonton suatu acara berita di televisi atau membaca koran, sebagian besar
dari kita pasti akan menemukan istilah pendapatan perkapita. Istilah pendapatan
perkapita ini umumnya digunakan untuk membahas kondisi perekonomian yang
dialami oleh suatu negara.
Pengertian
umum pendapatan perkapita atau PPK adalah suatu indikator kesejahteraan dan
juga tingkat kemakmuran pada suatu negara karena nilainya diperoleh dari
pendapatan rata-rata masyarakat di negara tersebut.
Pendapatan
rata-rata penduduk ini juga bisa dijadikan gambaran umum untuk mendapatkan
nilai Produk Domestik Bruto atau PDB perkapita. Dalam dunia ekonomi, PDB adalah
suatu nilai pasar pada semua barang dan jasa yang diterapkan pada suatu negara
dalam periode waktu tertentu.
1.
Pengertian
Pendapatan Perkapita
Dilansir
dari laman resmi Kompas,
pendapatan nasional yang di dalamnya dibagi dengan jumlah penduduk adalah yang
disebut dengan pendapatan perkapita. Jadi, pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata seluruh penduduk pada suatu negara.
Dilansir
dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pendapatan perkapita adalah suatu
pendapatan nasional yang dibagi dengan jumlah penduduk.
Sedangkan
pengertian pendapatan perkapita secara umum adalah suatu parameter terkait
tingkat kesejahteraan dan kemakmuran pada suatu negara, karena nilainya
diperoleh dari pendapatan rata-rata masyarakat yang berada pada negara
tersebut.
Kata
kapita sendiri diambil dari bahasa latin yang memiliki arti per kepala. Dengan
adanya perhitungan ini, maka kita bisa mengetahui tingkat kesejahteraan
rata-rata penduduk pada suatu negara.
Baca juga: Cashflow Quadrant: Pengertian dan 4 Bagian yang Ada
di Dalamnya
2.
Pentingnya Memahami Pendapatan Perkapita
Setelah
kita memahami pengertian pendapatan perkapita, maka kita juga harus memahami
betapa pentingnya pengertian ini.
PPK
berperan penting sebagai indikator perekonomian, terutama dalam hal
kesejahteraan dan pembangunan negara. Sehingga, menjadikannya sebagai salah
satu alat penting dalam dunia ilmu ekonomi.
Kita
akan bisa melihat suatu proyeksi pendapatan rata-rata yang dihasilkan oleh
rata-rata penduduk pada suatu negara dengan cara menghitung pendapatan
perkapita. Hal tersebut tentunya akan memudahkan proses perencanaan, terutama
dalam bidang ekonomi dan pembangunan untuk membuat suatu negara memiliki
kemajuan.
Selain
itu, apabila suatu negara mempunyai angka PPK yang tergolong tinggi, maka
negara tersebut akan dipandang sebagai sebuah negara yang makmur oleh negara
lainnya di seluruh dunia.
Hal
tersebut tentunya akan meningkatkan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang
ada di dalamnya. Dengan adanya kebanggaan tersebut, maka akan meningkat pula
kebahagiaan dan berdampak baik pada tingkat kesejahteraan masyarakat.
3.
Mengapa Pendapatan Perkapita Perlu Dihitung?
Agar
bisa dikatakan sebagai negara yang maju dan sejahtera, maka pihak pemerintah
membutuhkan suatu gambaran terkait kondisi perekonomian yang terjadi pada
negaranya. Hal tersebut dibutuhkan agar setiap tindakan dan kebijakan yang
dibuat bisa sesuai dengan kondisi dan keperluan ekonomi para penduduknya.
Itulah
kenapa PPK pada suatu negara harus dihitung dengan tepat. Tanpa mengetahui
angka pasti tersebut, maka pihak pemerintah akan mengalami kesulitan untuk bisa
mengetahui tolak ukur kondisi perekonomian pada suatu negara.
Nah,
untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut, maka akan dilahirkanlah suatu
inovasi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian negara.
Sederhananya, pendapatan perkapita adalah salah satu komponen penting dalam
perkembangan perekonomian negara.
4.
Bagaimana Cara
Menghitung PPK?
PPK
pada suatu negara bisa dihitung dengan dua cara. Pertama berdasarkan harga yang
berlaku atau biasa disebut dengan PPK nominal. Kedua, dihitung berdasarkan
harga konstan atau harga tetap yang diambil sebagai tahun acuan, atau disebut
sebagai GDP riil.
Itu
artinya, pendapatan perkapita bisa diperoleh dengan cara membagi pendapatan
nasional dengan jumlah penduduk yang berada pada suatu negara. Pendapatan
nasional tersebut adalah Produk Nasional Bruto atau PNB.
PNB
sangat berbeda dengan PDB, karena perhitungan PNB akan memasukan angka
pendapatan dari faktor produksi luar negeri. Sedangkan PDB hanya menghitung
seluruh nilai produksi tanpa menghitung apakah produk tersebut dilakukan tanpa
adanya faktor produksi dalam negeri ataukah tidak.
Jadi,
PNB adalah nilai produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode satu tahun terakhir.
5.
Contoh Perhitungan PPK
Setelah
kita mengetahui cara menghitung pendapatan perkapita, maka mari kita mengetahui
proses perhitungannya.
5.1.
Perhitungan Pendapatan Perkapita Nominal
Rumus
ini akan melibatkan PNB berdasarkan harga yang pada saat itu memang sedang
berlaku.
Jadi
jika angka PNB pada negara Zimbabwe di tahun 2019 adalah 1.300.567.000 dengan
total jumlah penduduk adalah 262 juta jiwa di tahun yang sama, maka rumus
perhitungannya adalah sebagai PPK = PNB : Jumlah Penduduk. Sehingga, nilai PPK
pada negara Zimbabwe adalah 1.300.567.000 : 262.000.000
= 0.0049639961832061 atau 4.963.996.
5.2.
Perhitungan Pendapatan Perkapita Riil
Jika di
negara Zimbabwe PNB tahun 2010 nya adalah sebanyak 400.000.000.000, dan angka
PNB pada tahun 2019 adalah 1.300.567.000 dengan jumlah total penduduk adalah
262 juta jiwa, maka berdasarkan harga tetap, rumus PPK nya adalah PPK =
PNB konstan : Jumlah Penduduk. Sehingga, bisa diketahui
bahwa nilai GDP pada negara zimbabwe adalah PPK = 400.000.000.000 : 262.000.000
= 0.0015267175572519 atau 1.526.717
Berdasarkan
perhitungan tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa pendapatan nominal pada
negara Zimbabwe adalah 4.963.996 dengan nilai pendapatan riilnya sebanyak
1.526.717. Dari data tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa PPK
nominal negara Zimbabwe ternyata tiga kali lebih besar daripada PPK riil nya.
6.
Lantas. Bagaimana dengan Pendapatan Perkapita
di Indonesia?
Jika
dibandingkan dengan berbagai negara besar lain di seluruh dunia, maka PPK
negara kita masih tergolong rendah. Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia
tercatat masih jauh tertinggal dari negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia,
dan bahkan Brunei Darussalam.
Singapura
adalah negara yang memiliki nilai PPK paling besar di seluruh negara Asean.
Dikitup
dari laman resmi indonesia-investment.com , pendapatan PDB perkapita negara
kita kenyataannya terus menukik meningkat selama satu dekade ke belakang.
Namun, tingkat akurasi PDB per kapita masih dipertanyakan.
Jadi,
apakah PDB perkapita adalah alat ukur yang layak untuk negara Indonesia
sendiri? Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang
tinggi dalam hal distribusi pendapatan.
Hal
tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa nilai kekayaan 43.000 orang terkaya di
Indonesia, atau yang hanya mewakili 0.02% dari total penduduk Indonesia, hampir
setara dengan 25% PDB negara kita.
Sementara
itu, kekayaan 40 orang paling kaya di Indonesia saja sama dengan 10,3% PDB,
yang merupakan jumlah yang sama dengan gabungan harta 60 juta masyarakat paling
miskin di Indonesia.
Oleh
karenanya, perhitungan PPK di Indonesia sebenarnya masih perlu diteliti lebih
dalam lagi tentang nilai akurasinya dengan berdasarkan komposisi distribusi
pendapatan masyarakat Indonesia.
Squad, ternyata selain dengan melihat pendapatan
nasional tingkat kesejahteraan suatu negara dapat dilihat
melalui pendapatan per kapita juga lho. Pendapatan per kapita
juga sering digunakan untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antarnegara. Semakin tinggi angka pendapatan per kapita, kemakmuran rakyat
dianggap makin tinggi.
DISTRIBUSI
PENDAPATAN NASIONAL
Eits, ada satu lagi nih agar suatu
negara bisa dianggap sejahtera adalah dengan melihat bagaimana negara tersebut mendistribusikan pendapatan nasionalnya. Apakah pendapatan nasional didistribusikan
secara merata ataukah malah timpang? Nah untuk tahu hal
tersebut terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
distribusi pendapatan yaitu dengan Koefisien Gini.
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan
oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase jumlah penduduk dan
persentase pendapatan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun. Untuk
mengetahui ketimpangan distribusi pendapatan.
Dari gambar di atas, sumbu horisontal menggambarkan prosentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing prosentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal di tengah disebut “garis kemerataan sempurna”. Karena setiap titik pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan prosentase penduduk yang sama dengan prosentase penerimaan pendapatan. Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada gambar di atas, besarnya ketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, distribusi pendapatan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai Koefisien Gini makin mendekati satu. Nah, langkah selanjutnya setelah koefisien ditemukan kamu dapat mengolongkan ketimpangan pendistribusian pendapatan dengan tabel dibawah ini ya,Squad.
Tingkat ketimpangan pendapatan dalam koefisien gini dapat dilihat pada tabel berikut :
a.
Kriteria Bank Dunia
Bank
Dunia telah membuat kriteria berkaitan dengan distribusi pendapatan yaitu
mengukur ketimpangan distribusi pendapatan suatu negara dengan melihat besar
kontribusi atau sumbangan dari 40% penduduk termiskin memperoleh pendapatan.
Distribusi pendapatan menurut Bank Dunia sebagai berikut :
Distribusi Pendapatan |
Tingkat ketimpangan |
Pendapatan <12% dari keseluruhan
pendapatan nasional |
Tinggi |
Pendapatan 12 – 17% dari keseluruhan
pendapatan nasional |
Sedang |
Pendapatan > 17% dari keseluruhan pendapatan
nasional |
Rendah |
b.
Mengukur Tingkat Kemiskinan
PNB
dan pendapatan perkapita belum menunjukkan tingkat kesejahteraan atau
kemakmuran bangsa. Beberapa tolak ukur yang dikembangkan pakar ekonomi untuk
mengukur tingkat kemakmuran masyarakat sebagai berikut :
1)
Kebutuhan Fisik Minimum(KFM) adalah
kebutuhan fisik seperti makanan, minuman dan pakaian. Tolak ukur ini sering
digunakan instansi pemerintah untuk menilai wajar tidaknya upah pekerja.
2)
Kemiskinan absolut menggunakan tingkat
konsumsi dalam takaran ekuivalen
SUMBER MATERI
1. Endang
Mulyani,Asep Nurcahyono,Ekonomi SMA/MA kelas XI peminstan ilmu-ilmu sosial,Solo
tiga serangkai pustaka, mandiri,2016.
2. Inung oni setiadi,irim rismi hastyorini,ekonomi
SmA/.mA kelas XI peminatan ilmu-ilmu sosial,klaten intan pariwara 2017
3. Alam
rudianto,Ekonomi SMA/MA kelas XI peminatan,jakarta erlangga 2016
4. Buku-buku
penunjang dari perpustakaan
5. Media elektornik/cetak
6. Internet :
https://youtu.be/aIRhROgWkNs
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pendapatan-perkapita/
https://www.ruangguru.com/blog/pendapatan-perkapita-dan-distribusi-pendapatan-nasional
LATIHAN
Jawablah pertaanyaan di bawah ini!
1. Diketahui
data GNP beberapa negara sebagai berikut :
Negara |
Jumlah
penduduk |
GNP |
P |
18 |
3.600 |
Q |
9 |
36.000 |
R |
2,5 |
3.125 |
S |
1,5 |
11.250 |
T |
25 |
200.000 |
Dari data
diatas, negara yang berpendapatan per kapitanya terkecil adalah.......
2. Diketahui
data GNP beberapa negara sebagai berikut :
Negara |
Pendapatan
nasional |
Jumlah
peenduduk |
Indonesia |
119,5 |
206.034 |
Malaysia |
77,3 |
22.735 |
Singapura |
95,4 |
3.222 |
Thailand |
121,0 |
61.735 |
Filipina |
78,0 |
76.471 |
Vietnam |
28,2 |
76.216 |
Dari data
diatas, maka urutan dari negara yang berpendapatan per kapitanya terbesar
sampai terkecil......
3.
Jelaskan
mengenai konsep koefisien gini sebagai indicator untuk mengetahui ketimpangan
distribusi pendapatan nasional!
4.
Mengapa
pendapatan perkapita antara Negara satu dengan Negara lain tidak sama?
5.
Diketahui suatu
Negara memiliki data nilai investasi US$300, konsumsi US$180, ekspor US$70,
impor US$150, dan pengeluaran pemerintah US$160. Jumlah penduduk Negara
tersebut 40 juta jiwa. Hitunglah :
a.
Besar pendapatan perkapita
b. Tentukan Negara tersebut masuk dalam kategori pendapatan perkaipta rendah atau tinggi berdasarkan kriteria Bank Dunia
Kerjakan dibuku tulis. kalau sudah selesai silahkan difoto pekerjaannya/jawaban pertanyaan dan kirim foto tersebut ke link berikut kirim foto jawaban latihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar